Organisasi keagamaan Persatuan Islam (Persis) menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada 31 Agustus 2011. Menurut Pimpinan Persis Maman Abdurrahman, penetapan itu sesuai dengan almanak organisasi.
"Ketetapan itu sudah kami sebarkan ke semua pengurus cabang di daerah, media, dan pengumuman-pengumuman lain," kata dia ketika dihubungi Tempo, Sabtu malam, 27 Agustus 2011.
Menurut dia, untuk menetapkan tanggal Lebaran ada dua cara, yakni hisab (perhitungan) dan rukyatul hilal (melihat bulan muda di atas ufuk). Ia percaya pada 30 Agustus posisi hilal di atas ufuk, namun posisi itu masih berada di bawah 2 derajat. Kondisi itu, kata dia, menurut hadits disebut ghoiru imkanirrukyat atau belum mungkin hilal tampak.
Berdasar laporan dan data-data lembaga astronomi, kata dia, Persis meyakini pada hari berikutnya, 31 Agustus, posisi ketinggian hilal sudah di atas 2 derajat. Dengan kondisi itu, ia melanjutkan, rukyatul hilal atau melihat hilal sudah bisa dilakukan. Terlebih, hal itu juga sesuai dengan kesepakatan MABIM (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam).
Sebelumnya, Muhammadiyah lebih dulu sudah menetapkan Lebaran jatuh pada 30 Agustus 2011. Pimpinan organisasi itu, Din Syamsuddin, menyatakan berdasar metode hisab hakiki atau perhitungan yang dilakukan oleh majelis tarjih, ijtimak akhir Ramadhan 1432 Hijriah akan terjadi pada 29 Agustus 2011 yang bertepatan dengan 29 Ramadhan 1432 H antara 10.04.03 WIB sampai pukul 10.05.16 WIB.
Pada saat itu, kata dia, matahari terbenam pada pukul 17.30.53 WIB dengan "hilal" (rembulan usia muda sebagai pertanda awal bulan/kalender) akan terlihat pada ketinggian 1 derajat 55 menit 11 detik hingga 2 derajat.
"Dengan tampaknya hilal ini, kesimpulannya pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 itu sudah merupakan awal Syawal untuk mengakhiri puasa Ramadan," kata dia.
Adapun menurut salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (NU) Slamet Effendi Yusuf, perbedaan itu hendaknya dihindari. Ia meminta masyarakat menunggu sidang isbat pada Senin, 29 Agustus 2011 nanti. NU sendiri, kata dia, hingga kini belum memutuskan kapan Lebaran, karena masih menunggu hasil rukyatul hilal. "Hasil rukyat nanti akan dipaparkan pada sidang isbat nanti," kata dia.
Kepala Badan Hisab dan Rukyah Kementerian Agama, Muhyidin Khazin, meminta masyarakat tidak risau dan bingung soal penetapan awal Lebaran tersebut. Menurut dia, itu hal biasa.
Tahun ini, kata dia, potensi Lebaran tidak serentak memang ada."Tapi semua harus disikapi dewasa. Kalau masyarakat bingung, tunggu saja ketetapan pemerintah nanti pada pada sidang isbat 29 Agustus," ujarnya.
Muhyidin mengimbuhkan, kendati Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal, sementara Nahdhatul Ulama (NU) belum karena menunggu hasil rukyah, menurut dia pemerintah tetap akan menunggu hasil sidang isbat. Pemerintah mengajak semua organisasi masyarakat itu menggelar Lebaran bersama-sama. "Itu kalau bisa. Tapi kalau tidak, ya tidak apa-apa, mereka punya alasan," kata dia.
Sumber: TEMPO Interaktif, 27 Agustus 2011
Tulisan terkait :
Astronom: Lebaran Jatuh Tanggal 31 Agustus
Inilah Kenyataan dan Keseharian Ajaran Mahrus Ali, Penulis Mantan Kyai NU Menggugat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar