Kamis, 06 Januari 2011

Khutbah Tafsir : Ayat ke 7 al-Fatihah - Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Idolanya


Tafsir Ayat 7 Surat Al-Fatihah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ .اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. امابعدفَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ .  اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin sidang jum'at rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Ayat terakhir atau ayat ke 7 Surat al-Fatihah berbunyi:
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ  [الفاتحة : 7]
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ayat صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ berkedudukan menafsirkan makna shiratal mustaqim. Dalam kalagan ahli nahwu ayat ini menjadi badal, dan juga boleh dianggap sebagai 'ataf bayan.
Lalu siapakah orang-orang yang telah diberi nikamat oleh Allah?. Banyak riwayat hadits yang menjelaskan arti ayat tersebut, diantaranya bahwa  (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, maka yang dimaksud adalah "para nabi", riwayat lain mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah "orang-orang Islam", orang-orang beriman, ada riwayat yang menyatakan bahwa mereka semua adalah Nabi dan orang-orang yang mengikutinya. Dari banyak riwayat, menurut al-Hafidz Ibnu Katsir yang lebih luas dan mencakup itu semua adalah tafsirnya sahabat Ibnu 'Abbas, bahwa صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ mereka ialah orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka berupa ketaatan kepada-Mu, mereka adalah para malaikat-Mu, para nabi-Mu, para siddiqin, para syuhada dan orang-orang shaleh. Hal ini pun selaras dengan yang disebutkan di dalam surat an-Nisa' melalui firman-Nya.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69) ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا (70) [النساء 69-70)
(69). Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (70). Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (Q.S. an-Nisa' : 69-70)
Ketika sebelumnya kita memohon pada Allah, Ihdinas shiratal mustaqim, ya Allah tunjukilah kami kepada jalan yang lurus, bahwa jalan lurus tersebut adalah صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau berikan anugerah nikmat kepada mereka yang telah disebutkan sifat dan ciri khasnya. Mereka adalah ahli hidayah, istiqamah dan taat kepada-Mu dan Rasul-Mu dengan cara mengerjakan semua yang diperintahkan dan menjauhi semua yang Engkau larang ya Allah.
 غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ bukan (jalan) mereka yang dimurkai. Mereka adalah orang-orang yang rusak kehendaknya, mengetahui ajaran agama, tetapi mereka terjang semuanya. Dalam banyak riwayat,  mereka yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi yang selalu bertanya tentang detail ajaran, tapi setelah mereka mengetahui, mereka inkar dan tidak mau melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Mereka secara terpaksa menerima perjanjian untuk menerima kitab Taurat yang dibawa nabi Musa setelah Allah mengangkat gunung Thursina di atas mereka dan akan dijatuhkan jika mereka menolak perjanjian itu. Tetapi setelah mereka menerima Taurat dengan terpaksa, akhirnya mereka pun membuangnya dibelakang punggung mereka. Mereka ingkar setelah mereka mengetahui ayat-ayat Allah. Kemudian Allah mengutus lagi nabi-nabi-Nya, agar mereka kembali pada perjanjian mereka kepada  Musa a.s, dan bertaubat, justeru yang terjadi sebagian nabi-nabi Allah malah mereka bunuh dan sebagian yang lain mereka olok-olok dan dustakan.
 وَلَا الضَّالِّينَ Dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang beragama tanpa dibekali ilmu agama, mengunakan penafsiran dan pemahamannya sendiri, yang akhirnya mereka bergelimang kesesatan dan menyesatkan orang lain tanpa mendapatkan hidayah kepada jalan yang hak (benar). Dalam banyak riwayat mereka adalah orang-orang Nasrani yang beragama tapi tanpa berbekal ilmu, sehingga sesat menyesatkan.
Hadirin, jamaah sidang jum'at yang dirahmati Allah
Dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya sebagaimana kepatuhan dan laku atau sunnah yang pernah dilakukan Nabi, para sahabat, para shadiqin serta orang-orang shaleh, barulah kita akan digolongkan bersama mereka. Dan Rasulullah saw pun sungguh telah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ (رواه البخاري و  مسلم )
Rasulullah saw. bersabda: Seseorang akan (dikumpulkan) bersama dengan orang yang dicintainya. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Agar kita tidak menjadi orang yang dimurkai seperti orang Yahudi, jadilah kita orang yang menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan menciantai dan mengikuti sunnah dan prilaku Nabi, para sahabat, para shiddiqin dan orang-orang shaleh yang menjadi pewaris nabi. Bukan orang yang mencintai dan mengikuti sebagian ajaran mereka dan mendustakan bahkan mengingkari prilaku-prilaku salafus shalihin. Karene saat ini banyak sekali orang-orang beragama yang mengaku dan mengikuti perkataan dan ucapan para ulama salaf, tetapi keseharian dan prilaku ulama salaf dikatakan bid'ah dan sesat. Mereka mengikuti para salafus shalihin hanya yang sesuai dengan pemahamannya, dan mengingkari sebagain yang lain.
Juga, agar kita tidak menjadi orang yang sesat seperti orang-orang Nasrani, maka jadilah kita orang-orang yang mengikuti akidah dan ajaran agama yang dianut oleh mayoritas, mulai mayoritas sahabat, mayoritas tabi'in, mayoritas tabi'it tabi'in dan mayoritas salafus shalihin. Karena akidah dan ajaran dari mayoritas insyaallah lebih mendekati kepada kebenaran. Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ  فَسَيَرَى  بَعْدِي اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ (رواه  احمد)
Aku berwasiat kepada kalian semua agar tetap bertaqwa kepada Allah, dan dengarkan dan taatlah sekalipun pada seorang budak yang hitam legam (tapi bertaqwa kepada Allah). Karena sungguh orang yang akan hidup setelahku akan melihat perbedaan yang banyak sekali.  Maka berpegangteguhlah kalian dengan Sunnah-ku dan sunnah para Khulafa' Rasyidin yang mendapat petunjuk (setelahku).
Demi keselamatan umatnya, maka Rasulullah saw pun kemudian berpesan:
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمْ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ (رواه ابن ماجه و احمد)
Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya mayoritas umatku tidak mungkin akan bersepakat dalam kesesatan, maka jika kamu semua melihat perbedaan pendapat, maka berpegangteguhlah kepada kelompok mayoritas.
Ahirnya,
 اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ .  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ    
Ya Allah, tunjukikalah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kumpulkanlah kami bersama para malaikat dan nabi-Mu ya Allah, bersama para sahabat, para shiddiqin dan para orang-orang shaleh, karena sungguh kami mencintai dan mengikuti prilaku mereka dalam rangka taat kepada semua perintah-Mu dan menjauhi semua larangan-Mu.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ




Tidak ada komentar:

Posting Komentar