Jumat, 11 Maret 2011

KhutbahTafsir : Basmallah - Kekalkanlan Amalmu


Kumpulan Khutbah Jum'at Ilmiah
TAFSIR BASMALLAH


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ .اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. امابعدفَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ .  اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin sidang jum'at rahimakumullah.
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ(1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ(2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ(3)... الى اخر السورة  

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Para ulama sepakat bahwa bismillahir rahmanir rahim itu bagian surat an-Naml, innahu min sulaimana wa innahu bismillahir rahmanir rahim. Namun mereka ber-ikhtilaf / berbeda pendapat apakah basmallah itu merupakan ayat tersendiri pada setiap awal surat, ataukah kesendiriannya itu hanya dalam surat al-Fatihah dan tidak pada surat yang lainnya, maksudnya ia merupakan bagian dari surat al-fatihah ataukah ia hanya merupakan pemisah surat.

Yang berpendapat bahwa basmallah adalah bagian dari surat al-fatihah, maka susunan ayatnya sama seperti yang kita lihat dalam al-Qur'an / mushaf Utsmani. Tetapi bagi kelompok yang menganggap bahwa basmallah bukan bagian dari surat al-fatihah, dan karena al-fatihah itu harus 7 ayat, maka ayat ke-6 nya adalah potongan yang juga ditandai dalam mushaf Utsmani yakni pada an'amta 'alaihim. Dan ghairul maghdlubi… adalah ayat tersendiri yakni ke-7.

Tentang perbedaan ini sahabat Ibnu Abbas menyatakan dengan cukup baik, ia berkata: "barangsiapa yang berpandangan bahwa basmallah itu termasuk ayat surat al-fatihah, berarti ia berpendapat bahwa membacanya harus zahir / keras dalam shalat. Dan orang yang berpendapat basmallah bukan bagian ayat al-fatihah, berarti ia membaca basmallah dalam shalat secara sirri / tidak keras"

Mensirrikan / membaca pelan basmalah adalah pendapat yang dianut madzhab imam Abu Hanifah dan imam Ahmad bin Hanbal, sementara menjaharkan / mengeraskan basmallah dalam shalat adalah pendapat yang dianut madzhab imam Syafi'I. Masing-masing pendapat itu juga dianut oleh para sahabat sesuai dengan pandangannya sendiri. Dan kesimpulannya, shalatnya orang yang membaca basmallah secara sirr atau jahr semuanya adalah sah. Karena hal itu berdasarkan riwayat Nabi saw dan kesepakatan para imam. 

Hadirin sidang jum'at rahimakumullah. Allah memulai al-Qur'an yang agung dengan kalimat Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Menurut imam at-Thabathabai dalam tafsir al-Mizan mengatakan bahwa, dengan ini sebenarnya Allah ingin mengajari hamba-hambanya ketika memulai segala pekerjaan yang baik agar dimulai dengan nama-Nya yang agung. Melakukan amal dengan nama Allah artinya melakukannya semata-mata karena Dia, bukan karena yang lain.

Karena amal yang dilakukan bukan karena Allah akan lenyap dan hapus, yakni Allah akan menghadapi semua amal yang mereka lakukan bukan karena Dia akan menjadikannya seperti debu yang beterbangan. Allah menghapuskan semua pekerjaan mereka, yang kekal hanyalah Dzat Allah yang Maha Mulia (kullu syai'in halikun illa wajhahu al-Qashash : 88). Karena itu apa yang dilakukan untuk Dia yang Maha Mulia, atau apa-apa yang dikerjakan dengan disandarkan pada nama Allah yang Maha Kekal, maka amal itu akan kekal dan tidak akan binasa. Sebagaimana hadits:

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَقْطَعُ

Setiap pekerjaan yang baik yang tidak diawali dengan bismillahir rahmanir rahim, maka amal tersebut terputus.

Dalam sebuah riwayat seorang arab baduwi mendatangi Rasulullah saw, ia menyatakan iman kepadanya dan bertekat mengikuti hijrah. Ketika perang khaibar Rasulullah saw membagikan ghanimah / rampasan perang tetapi arab baduwi tersebut tidak mau menerima, dia berkata aku mengikuti engkau bukan karena ini, tapi supaya aku dikenai panah –sambil menunjuk tenggorokannya- kemudian mati dan masuk surga. Rasulullah saw kemudian bersabda : jika engkau membenarkan Allah, maka Dia akan membenarkanmu.  Kemudian ia bangkit memerangi musuh, tidak lama kemudian ia dibawa ke hadapan Nabi dengan anak panah memembus ditempat yang pernah ditunjuknya. Rasulullah saw kemudian bersabda : ia membenarkan Allah dan Allah pun membenarkannya. Kemudian Nabi mengkafani dengan jubahnya sendiri dan menshalatinya. Terdengar beliau berdoa :"Ya Allah, inilah hamba-Mu, keluar berhijrah dijalan-Mu, terbunuh sebagai syahid, dan aku menjadi saksi untuknya".

Berbeda dengan lelaki aneh yang dikenal bernama Quzman. Ia sering berperang dengan Rasulullah saw, tetapi apabila Nabi mendengar namanya, beliau bersabda : "Orang itu penghuni neraka". Ketika perang Uhud ia berperang dengan semangat. Ia berhasil membunuh 7 atau 8 orang musyrik. Ia punya kekatan besar. Kemudian ia terluka dan kaum muslim berkata padanya, "Demi Allah, engkau mendapat bala hari ini hai Quzman, berbahagialah". Ia menjawab, "untuk apa aku harus berbahagia, demi Allah aku berperang hanya semata-mata untuk kehormatan kaumku. Jika bukan karena itu, aku tidak mau berperang." Ketika lukanya makin parah, ia mengambil anak panah dari wadahnya dan membunuh diri. Na'udzubillah min dzalik.

Kekalnya amal sesuai dengan sejauh mana pelakunya melibatkan Allah didalamnya. Orang beramal besar tetapi ia berangkat hanya untuk kehormatan kaumnya, ia tidak berangkat karena Allah, maka amal besarnya hanya membawa kebinasaan di dunia dan akhirat. Tetapi amal, sekecil apapun dan mungkin tidak luar biasa, akan membuahkan hasil yang abadi apabila dilakukan dengan nama Allah.

Untuk hal-hal yang krusial, pembeda syirik dan Islam, maka menyebut nama Allah adalah wajib, sebagaimana firman Allah:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ...(المائدة : 3)

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah. (Q.S. al-Maidah : 3)

Al-Hafidz Ibnu Katsir menerangkan bahwa binatang-binatang yang ketika menyembelih tidak menyebut nama Allah, tapi menyebut nama selain Allah, seperti patung, berhala, dan sesembahan selain Allah, maka dagingnya haram dimakan dan disejajarkan dengan haramnya bangkai, darah dan daging babi.

Sedangkan untuk amal-amal yang sudah nyata-nyata ibadah dan benar niatnya, tetapi jika dilakukan tanpa membaca basmallah, menurut para ahli hadits, maka amal-amalnya tersebut aqtha'u-abtaru-ajdzamu ayy naaqisul barakah atau kurang barakahnya dari Allah.

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَقْطَعُ-  ابْتَرُ-  اَجْذَمُ    (اى نَاقِصُ الْبَرَكَةِ)

Setiap pekerjaan yang baik yang tidak diawali dengan bismillahir rahmanir rahim, maka amal tersebut terputus (yakni kurang barakahnya).

Dalam kaitan ini Rasulullah saw bersabda:

وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ الله عَلَيْهِ (رواه احمد والبيهقي)

Dan tidak sempurna wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah.

Wudlu yang ketika diawal akan memulainya tidak membaca basmalah adalah sah, karena rukun wudlu adalah niat wudlu ketika membasuh muka. Tetapi wudlu tersebut kurang barakah dan kurang sempurna pahalanya dihadapan Allah. Apalagi kita sebagai hamba yang dloif atau lemah, pastilah semua amal ibadah dan perbuatan kita pun tidak ada yang sempurna, maka untuk penyempurna dan agar disempurnakan oleh Allah, janganlah kita lupa untuk memulai semua ibadah dan perbuatan baik kita dengan menyebut nama Allah, bismillahir rahmanir rahim. Dengan membaca basmallah, berarti kita mengingat dan menyandarkan amal perbuatan kita pada Dzat Yang Maha Kekal dan Sempurna. Karena disandarkan kepada Dzat Yang Maha Kekal dan Sempurna, maka perbuatan kita yang awalnya kurang dan tidak sempurna, maka akan disempurnakan barakah dan pahalanya serta dikekalkan disisi Allah swt.

Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah.
Allah, tidak hanya akan mengekekalkan dan menyempurnakan setiap amal perbuatan yang disebutkan dan disandarkan atas nama Allah, tetapi Allah pun akan menjaga hasil atau buah dari pekerjaan tersebut sampai selama-lamanya. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا (رواه البخارى ومسلم)

Sungguh, jika diantara kamu akan mendatangi istrimu, dan dia berdoa : "Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa-apa yang Engkau anugerahkan kepada kami". Jika dari kumpul tersebut keduanya ditakdirkan mendapatkan anak, maka sungguh setan tidak akan membahayakan anak tersebut selama-lamanya. (H.R. Bukhari-Muslim)

Subhanalah, sungguh tidak sebanding balasan Allah dengan apa yang kita perbuat. alangkah mudah amal tersebut dan alangkah luar biasa apa yang dijanjikan Allah kepada kita. Cukup kita menyandarkan hati hanya kepada Allah, maka Allah akan mengekalkan perbuatan amal kita yang awalnya rusak-tidak berharga. Kita membaca basmallah maka amal kita yang kurang dan sedikit akan disempurnakan amalnya oleh Allah. Kita membaca basmallah dan minta perlindungan, maka Allah akan menjaga amal kita dan hasil atau buah pekerjaan kita untuk selama-lamanya. Lalu dimanakah perbandingannya? Melihat itu semua, masihkan kita malas membaca basmallah?

Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah.
Marilah kita semua membudayakan membaca basmallah baik ketika akan memulai, sedang melakukan dan setelah melakukan pekerjaan dan amal ibadah kita, yang itu berarti kita menyandarkan dan memperuntukkan semuanya hanya untuk Allah semata, sebagaimana nabi Nuh dan umatnya yang diselamatkan oleh Allah dari banjir bandang yang tergambar dalam surat Hud ayat 41:

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (هود : 41)

 Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya (perahu) dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Huud : 41)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar