Kamis, 10 Maret 2011

Khutbah Tafsir : Ta'awwudz - Masuklah Ke Dalam Benteng Terkuat

Kumpulan Khutbah Jum'at Ilmiah
TAFSIR TA'AWWUDZ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ .اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. امابعدفَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ .  اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin siding jum'at rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Ta'awwudz adalah memohon perlindungan kepada Allah dari syetan. Allah berfirman:
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (النحل : 98)
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (Q.S. an-Nahl : 98)
Sebagian qori' dan ulama diantaranya Hamzah, Ibrahim an-Nakho'I, dan Dawud bin Ali al-Ashbahani mengatakan bahwa Isti'adzah atau Ta'awwudz itu dibaca setelah membaca al-Qur'an. Sehingga sebagian qori membaca ta'awwud setelah selesai surat al-fatihah. Mereka berpegangan pada dzahir siyaqul ayat atau hubungan dzahirnya ayat idza qara'ta, adalah fi'il madli yang berarti apabila kamu telah selesai membaca al-Qur'an, hendaklah berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk.... Tujuannya adalah agar dihindarkan dari 'ujub setelah membacanya. Saya sudah baca sekian lembar dll, dengan bangga diri yang ahirnya malah merusak ibadah itu sendiri. Menurut mayoritas sahabat, tabi'in dan salafus shalihin Ta'awwud/ Isti'adzah itu untuk menghilanglangkan was-was dalam membaca al-Qur'an, maka ia dibaca sebelum membaca al-Qur'an. Sekalipun ayat tersebut menggunakan fi'il madli, tetapi  mempunyai makna sebelum pekerjaan, sehingga diartikan jika kamu akan membaca al-Qur'an maka mintalah perlindungan pada Allah. Ini disandarkan pada ayat tentang wudlu, yang juga menggunakan fi'il madly tetapi diartikan "akan" / sebelum pekerjaan.   
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ (المائدة : 6)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, (al-Maidah :6)
Karena setan setiap saat dan waktu selalu mengintai dan masuk ke dalam hati untuk menimbulkan was-was, agar kita semua terjerumus ke dalam neraka, maka alangkah baiknya kita senantiasa selalu membaca dan Ta'awwudz baik sebelum maupun sesudah membaca al-Qur'an, atau di waktu-waktu yang senggang. Karena firman Allah:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (فصلت : 36)
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Fusilat : 36)
Hadirin sidang jum'at rahimakumullah.
Menurut al-Hafidz Ibnu Katsir Ta'awwudz berarti meminta perlindungan kepada Allah sekaligus pengakuan atas kekuasaan-Nya, kelemahan dan ketidakberdayaan hamba dalam melawan musuh yang nyata, namun bersifat bathiniyyah, serta tidak ada yang bisa menolak dan mengusirnya kecuali Allah sebagai Dzat yang telah menciptakannya. 
إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ (يوسف : 5)
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.(Q.S. Yusuf : 5)
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (المؤمنون : 98)
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.". (Q.S. al-Mu'minun : 96-97)
Berlindung kepada Dzat yang Maha Kuat, menjadikan siapapun dan apapun tidak bisa memasukinya kecuali atas izin-Nya. Kita bisa menjadi kuat dan selamat dari bisikan dan kedatangan setan lantaran kita memasuki perlindungan dan benteng Allah. Tanpa Allah kita tidak bisa berbuat banyak ketika setan hadir dan membisiki hati kita, karena ia tidak terlihat, juga begitu luar biasa tipu dayanya. Padahal hati adalah taman Tuhan dalam diri manusia, produk akherat yang harus selalu dijaga kesuciannya agar kita bisa kembali ke aherat dalam keadaan selamat.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (الشعراء : 89)
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki (yg dibanggakan) tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS.as-Syu'ara' : 88-89)
Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah.
Qolbun salim, artinya hati yang bersih, sehat dan selamat dari akidah yang fasid dan akhlak yang tercela. Setan yang harus diusir dari hati bisa berupa syirik  kepada Allah atau dengki kepada manusia.
Dalam tafsir al-Kabir (Juz. I hal. 84), Imam Fakhrur Razi menulis seakan-akan Allah swt berfirman: Wahai hambaku, telah kujadikan taman surga bagimu dan engkau pun telah memperuntukkan taman hati-mu untuk-Ku. Tapi renungkanlah, apakah sekarang telah kau lihat taman surga-Ku, dan apakah engkau telah memasukinya? Si hamba berkata: "belum ya Rabbi". Allah bertanya: "apakah Aku sudah masuk kedalam taman hati-mu?." Si hamba menjawab: "sudah ya Rabbi". Kemudian Allah berfirman: "ketika engkau hampir masuk ke taman surga-Ku, maka Aku keluarkan setan dari taman surga-Ku, semua itu untuk mempersiapkan kehadiranmu, dan Aku katakan pada setan "keluarlah kamu dari sini dalam keadaan hina-dina". Aku keluarkan musuhmu sebelum engkau masuk ke situ. Sekarang apa yang telah engkau lakukan? Aku sudah berada di taman hati-mu 70 tahun, mengapa belum kau keluarkan musuh-Ku, mengapa belum kau usir dia?". Pada waktu itu si hamba berkata : " Tuhan-ku, Engkau berkuasa untuk mengeluarkan dia dari taman surga-Mu. Tetapi aku hamba yang rentan dan lemah, aku tidak mampu mengeluarkannya". Lalu Allah berfiman:
العَاجِزُ إِذَا دَخَلَ فِي حِمَايَةِ الْمَلِكِ الْقَاهِرِ صَارَ قَوِيّاً فَادْخُلْ فِي حِمَايَتِي حَتَّى تَقْدِرَ عَلَى إِخْرَاجِ الْعَدُوِّ مِنْ جَنَّةِ قَلْبِكَ ، فَقُلْ : ( أعوذ بالله من الشيطان الرجيم )
Orang lemah akan menjadi kuat apabila ia memasuki perlindungan Raja Yang Perkasa. Masuklah dalam perlindungan-Ku, sehingga engkau sanggup mengeluarkan setan dari taman hati-mu. Ucapkanlah : "a'udzubillahi minasy syaithanir rajiim / aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk"
Ketika kita telah memasuki benteng Allah, maka hati kita akan selalu berbalut dalam terang benderangnya Pemilik Cahaya di atas cahaya. Jiwa-jiwa yang selalu tersinari Cahaya-Cahaya Maha keAgungan, ke-Muliaan, dan Maha ke-Indahan, maka hatinya pun akan selalu memancarkan pancaran Maha Cahaya. Hati yang dipancari cahaya Ilahi akan melahirkan prilaku-prilaku luhur dan mulia pula serta penuh kelembutan, sehingga kehadirannya akan selalu menjadi berkah bagi lingkungan dan alam sekitarnya. Setan tidak dapat berbuat apapun terhadap orang yang beriman kepada Allah, baik lahir maupun batin:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (النحل : 99)
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (Q.S. an-Nahl : 99)
Akan tetapi jika orang-orang disekeliling kita, lingkungan dan alam tidak menyukai kita atau kehadiran kita, bahkan perbuatan kita selalu disalahkan, janganlah kita memaksa mereka untuk mau memahami diri kita. Tapi marilah kita mawas diri, meneliti diri kita. Adakah dalam diri kita kesombongan, selalu iri hati atau merasa paling baik sehingga ingin sesalu dihormati?. Ingatlah.. Sombong, iri hati dan merasa mulia adalah warisan iblis yang menjadikannya dilemparkan dari surga. Jika kita terasuki oleh setan dan merasa senang ditinggali warisan tersebut, maka kehadiran kita akan menjadi ancaman dan bencana bagi alam sekitar, karena sifat-sifat warisan iblis yang kita banggakan itulah yang  dijadikan oleh setan untuk mengendalikan diri kita.
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (النحل : 100)
Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (Q.S. an-Nahl : 100)
Orang yang mengambil setan sebagai pemimpin/tuhan adalah orang yang memperturutkan hawa nafsu yang rendah. Sehingga dalam berteman, mencari harta, wanita, kekuasaan dan kesenangan selalu inginnya menang sendiri dan menghalalkan berbagai cara, jauh dari syari'at agama. Dan tak sedikit juga orang yang mengambil setan sebagai tuhan hartanya, yang pada ahirnya setan tidak hanya berbahaya untuk dirinya, tapi juga dapat membahayakan keluarga dan lingkungannya. Padahal Allah telah berfirman:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (يس : 60)
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu".
Hadirin sidang jum'at yang dirahmati Allah.
Marilah kita memasuki benteng terkuat, yakni perindungan Allah, agar kita selalu berselimutkan Maha Cahaya, dan hati-hati kita selalu memancarkan cahaya Kesucian, Keindahan dan  Keagungun-Nya, agar hati kita menjadi hati yang selalu dibersihkan dan dilembutkan oleh Allah, sehingga menjadi hati yang selalu takut pada keagungan Allah. Dengan begitu maka setan tidak bisa menguasai dan membahayakan baik lahir maupun batin kita. Mendawamkan / melanggengkan ta'awwudz adalah amalan yang penting, karena menurut Ibnu Sirrin, Rasulullah saw selalu mendawamkannya, dan barangsiapa yang melanggengkan ta'awwudz / meminta perlindungan Allah dari setan, maka ia akan terjaga dan selamat dari setan yang terkutuk.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar