Sabtu, 11 Desember 2010

NU Kecewa Penulisnya Tak Hadiri Debat Terbuka

SOAL BUKU “MANTAN KIAI NU MENGGUGAT”
NU Kecewa Penulisnya Tak Hadiri Debat Terbuka
Kamis, 13 Maret 2008 17:06 

Surabaya, NU Online

Debat terbuka terkait buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) kemarin, berlangsung seru. Namun, pihak Nahdlatul Ulama (NU) Jatim mengaku kecewa karena H Mahrus Ali—penulis buku kontroversial itu—benar-benar tak hadir.

Kekecewaan tersebut dinyatakan KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, yang juga penggagas debat terbuka itu. Menurutnya, semula pihaknya tak berminat menanggapi persoalan-persoalan khilafiyah (perbedaan pendapat) sebagaimana tertulis dalam buku karya Mahrus Ali.


Selama ini, lanjutnya, kontroversi persoalan serupa yang kerap menyudutkan praktik keagamaan NU itu tak pernah diselesaikan dengan baik. ”Persoalan khilafiyah, dianggap sepele. Namun, karena banyaknya keinginan dari warga untuk mencari kejelasan, akhirnya kami mau menuruti mereka,” ungkapnya.

Tetapi, ia mengaku benar-benar kecewa lantaran penulisnya tak hadir dengan alasan yang tak jelas. Apalagi, sambungnya, KH Muammal Hamidy (penulis kata pengantar pada buku itu) yang hadir pada debat terbuka tersebut tak menguasai masalah.

”Kita ini ingin bicara baik-baik, tidak ingin main keras-kerasan. Kalau mau keras, tidak usah orang Jember yang datang, orang Waru saja sudah cukup membereskan,” tutur KH Abdullah yang juga Ketua Tim Penulis buku Membongkar Kebohongan Buku: Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik.

Sejak awal, pihak penyelenggara mengharapkan Mahrus Ali dan La Tasyuk! Press (penerbit buku tersebut) dapat hadir. Pasalnya, kedua orang itu dinilai paling bertanggung jawab atas terbitnya buku yang banyak menyinggung warga NU tersebut.

”Seharusnya memang H Mahrus selaku penulis dan La Tasyuk! Press selaku penerbit yang datang, tapi mereka malah bersembunyi,” kata Makruf Asrori, Wakil Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr NU Jatim yang juga hadir dalam acara itu.

Mahrus Ali sempat menyatakan siap menghadiri undangan debat terbuka itu. Namun, dengan alasan keamanan, ia meminta dikawal aparat kepolisian. Ia juga minta dikawal polisi sebanyak dua truk dari kediamannya hingga tempat acara dan selama debat itu berlangsung. Tak hanya itu. Mahrus juga meminta uang jaminan sebanyak Rp 3 miliar.

Pada acara yang diikuti sekira 500 peserta itu, hadir sejumlah pejabat teras Pengurus Wilayah NU Jatim, di antaranya, KH Agus Ali Masyhuri (Wakil Rais) dan KH Abdurrahman Navis (Wakil Katib) serta beberapa petinggi IAIN Sunan Ampel: Ridwan Nashir (Rektor) dan Ahmad Zahro (Direktur Pascasarjana). (sbh/rif)

 Tulisan Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar